Launching Kantor Baitul Maal

KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) atau sebelumnya disebut Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Umat Sejahtera Mulia Alian, melaksanakan launching Kantor Baitul Maal. Kantor Baitul Maal Umat Sejahtera Mulia Alian diresmikan oleh Ketua MUI Kebumen KH Nur Sodik, Selasa (1/5/2018).

Acara peresmian dibarengkan dengan puncak kegiatan Peringatan Milad ke 15 KSPPS Umat Sejahtera Mulia. Peringatan dilaksanakan dengan mengundang 360 tamu undangan. Undangan terdiri dari nasabah simpanan, nasabah pembiayaan, Donatur Baitul Maal Umat Sejahtera Mulia dan  Anggota Membangun Keluarga Utama (MKU). Selain itu perwakilan pendiri, Pengurus, Pengawas BMT, Pengelola beserta Keluarga, perwakilan simbolis dari yatim piatu, fakir miskin, guru ngaji dan ta’mir masjid.

Dalam acara tersebut dilaksanakan kegiatan, wakaf Al Quran, santunan guru ngaji, santunan anak yatim dan fakir miskin, pemberian peralatan pembersih masjid, pembagian sembako dan lain sebagainya.

Manager KSPPS Umat Sejahtera Mulia Ahmad Sugandi melalui Ketua Panitia Pelaksana Hendro Priyono SIP menyampaikan dengan adanya Kantor Baitul Maal maka menjadi tempat untuk mengurusi kegiatan sosial. Diharapkan adanya kantor baru tersebut akan meningkatkan pelayanan kepada umat yang lebih baik. “Kalau dulu masih satu kantor, kini Baitul Maal mempunyai kantor sendiri,” tuturnya.

Dijelaskan pula, kegiatan serangkaian peringatan Milad ke 15 meliputu olahraga sehat yakni perlomban tenis meja pada Senin (2/4) lalu. Acara dilanjutkan dengan pembagian hidangan gratis pada Rabu (4/4). Sedangkan pembagian 100 paket sembako, pengobatan gratis dan donor darah dilaksanakan pada Jumat (6/4).

Peringatan Milad ke 15 juga dilaksanakan di masing-masing Cabang KSPPS Umat Sejahtera Mulia yakni di Kecamatan Poncowarno, Buluspesantren, Karangsambung dan Alian. “Untuk pengobatan gratis diikuti oleh setidaknya 80 orang,” katanya.

Sementara itu dalam  Maungidhotul Khasanah KH Nur Sodik menyampaikan tentang perjalanan para Wali Songo dalam melaksanakan syiar Islam. Para wali menggunakan budaya dan kearifan lokal sehingga Islam dapat diterima oleh masyarakat. “Untuk itu tidak perlu sama nama, yang penting isinya sama. Soal wadah tentunya berbeda antara yang satu dengan yang lain,” ucapnya. (mam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.